Akhir Rasa

Membias kias diatas kertas Hitam
Berwarna kelam seperti malam
Pencarian cinta membawaku kepada kebuntuan
Tak ada pintu, jendela, bahkan nisan

Kini tanah dan air dimakan ombak
Menyisir sua ditengah harapan
Janganlah menutup ketelanjanganmu
Di gelak tawa, tangis, tak sehabis air matamu

BILANG

Anjing menjijing bajing yang menggunjing hening
Sepi tak bertanduk untuk merunduk
Angin dingin ingin tuk menanti
Bagaikan hujan berisik tapi tak berbisik

Aku malu hingga terpaku beku
Hingga senyum Pelangi bak melati
Bintang terang bagaikan kerang yang berperang
Pasirku getir menyengir seperti dikebiri

Rasaku

Aku masih di bumi yang yang tak berpenghuni
Meninggalkan senyap yang tak berarti
Keramaian hanya membuat kesepian sendiri
Kehidupan pun terasa seperti mati

(to someone special)

Sampan perahu

Suatu hari sang nelayan melaut dengan penuh harapan mendapatkan banyak ikan, dengan berbekal secukupnya sang nelayan mengarungi pesisir pantai. karena perahu nelayan ini bukan perahu mesin tapi hanyalah perahu biasa.
waktu semakin berjalan lama, sang nelayan selalu mengikuti kata hatinya untuk mencari dimana ikan itu berada. tapi ia selalu hanya dapat melihat ikan tersebut tapi tak dapat menangkap ikan itu, karena ikan yang ditemui itu selalu berkata "aku sudah tertangkap oleh orang lain". dengan senang hati pun sang nelayan menjawab "apakah kau yakin akan dimakan oleh orang itu?. dan kalau kau mau berbagi denganku, aku hanya ingin memelihara kamu. tapi biarlah mungkin aku juga bukan orang yang bisa menjagamu dengan keterbatasanku.
nelayan pun pergi namun sampannya hilang nggak tahu kemana. nelayan pun bingung harus berbuat apa, kini ia bagaikan burung yang kehilangan sayap untuk terbang.
di dalam kebingungan dia mencoba untuk selalu senyum. tapi
To be contiued.....................................

PELANGI YANG BERISI BULAN

Ku tak tahu harus berkata apa
inginku telah melampaui alam khayalku
Kau bagaikan mutiara diantara intan
seperti mentari yang menghangatku

tapi semuanya telah pudar dengan sikap dinginmu
ku slalu mencoba mewarnainya dengan asaku

mengapa kau tak melihatku?
Apakah ku tak terlihat?
terhalang sesuatu untuk melihat?
Ataukah tak bisa melihat?

LIA (tak tahu nama aslinya)

Perawan siapakah yang datang malam itu
membangunkan rusa yang tidur di kutub sana
tanah sangir membuatku rapuh
menjadi hancur tak berbatu

kau....
memecah hening di tengah lautan
mendinginkan magma di tengah lava

Adakah kegelapan di tengah cahaya
ataukah air laut di dalam gurun pasir

Ternyata kau bulan yang hilang sinarnya
membuat api tak panas lagi

kau...
terbang bebas liar tak tergapai
rasaku tuk menangkapmu
tapi terikat dengan harapku

Jelaslah gunung telah hilang
daun pun tak terbilang.

Awal dari Akhir

Saat kumulai nafas sadarku
ku senang menyapa dirimu
sebelum ku akhiri alam sadarku
ku bahagia ketika mengingatmu

Tak selamanya manis
sehingga tak perlu untuk menangis
tak semestinya indah
sehingga tak perlu untuk marah

Ketika kau pahit
ku hanya bisa merasakan sakit
ketika kau asam
ku hanya merasakan geram

Diriku

Aku ini anjing berteriak tanpa sebab
Aku ini burung terbang tanpa sayap
Aku ini kucing yang terbakar bulunya
Aku ini semut yang kehilangan kawannya

Angin yang kehilangan arah

aku hampa dalam kepenatan
aku kosong bagaikan air laut
aku hina seperti babi dalam kandang
aku dusta karena kebahagiaan
aku iri dengan keramaian
aku benci pada kebenaran

Postingan Lebih Baru Beranda